Minggu, 05 Juni 2011

7 TRANSPORTASI JADUL DI JAKARTA


7 TRANSPORTASI JADUL DI JAKARTA YANG MASIH ADA

BAJAJ
  

Bajaj berasal dari India. Padahal bajaj itu aslinya dari italia, orang india beli lisensinya terus diproduksi missal deh. Bajaj disini warnanya khas Jakarta, merah cerah. Suaranya sangat khas dan mudah dikenal. Bajaj sudah jadi ikon kendaraan jadul di Jakarta. Kita bias menemukan Bajaj di hampir seluruh Jakarta. Biasanya mereka mematok tarif dari 10.000 sampai 20.000 rupiah sekali angkut. Jangan sungkan untuk menawar biar dapet harga yang adil buat penumpang dan pak supir.

BECAK
Becak adalah kata dari bahasa Hokkien, be chia yang artinya kereta kuda. Tapi sekarang becak udah jarang banget di Jakarta. Becak Cuma ada di pinggiran Jakarta seperti pemukiman sarat penduduk, gang-gang rumah, atau pasar. Kita bias menemukan becak di pasar Benhil di Jakarta Barat, pasar Koja di Tanjung Priuk, Jalan Kebon Bawang, Jalan Bugis, Jalan Tongkol, dan sejumlah jalan lainnya. Kalo Becak harganya sesuai jarak, dimulai 4.000 sampai 15.000 rupiah.

GETEK
Seperti halnya rakit, getek fungsinya sebagai transportasi penyebrangan. Ukurannya macem-macem, tapi yang sering dipake ukuran 2x4 meter untuk menyebrangi sungai selebar kurang lebih 10 meter. Untuk menjalani getek, yaitu sebuah tali kabel yang dikaitkan antar pohon pada ujung tepian sungai.tali itu berfungsi sebagai penarik perahu kayu untuk mencapai ketepian. Walaupun penumpangnya nggak sebanyak antara tahun 70 sampe 80-an, peminat getek tetap setia. Kadang ada yang membayar 500 rupiah untuk pelajar.

BEMO
Bemo singkatan dari “Becak Motor” merupakan kendaraan bermotor roda tiga. Bemo mulai digunakan di Jakarta pada awal tahun 1962 untuk menyemarakkan event olahraga Ganefo. Setelah laku keras di Jakarta, abaemo mulai merambah ke daerah-daerah lain di Indonesia. Kehadiran Bemo dimaksudkan untuk menggantikan Becak karena kendaraan ini sangat praktis dan mampu menjangkau jalan-jalan yang sempit.kalau kita berada di daerah karet atau Tanah Abang, Bemo masih beroprasi untuk angkutan umum. Harganya nggak beda jauh sama metro mini, sekitar 2000 rupiah untuk jarak jauh maupun dekat.

OJEK SEPEDA ONTEL
Ojek sepeda ontel ini bentuknya sepeda-sepeda jaman dulu yang dipake orang belanda atau pribumi. Kalo sekarang udah jarang banget yang pake sepeda unik ini. Padahal sepeda ontel jadi salah stu sarana transportasi yang efektif serta jadi cerminan pengurangan polusi di Ibu Kota. Ojek ontel bis kita temuin di daerah Jakarta Barat, seperti kota tua misalnya atau di daerah Jakarta Utara, pelabuhan Tnjung Priuk. Ojek sepeda ontel harganya lebih mahal disbanding ojek biasa, bias sampai 45.000 rupiah sekali naik. Tentu saja karena ojek sepeda ontel sering digunakan untuk jalan-jalan mengitari tempet-tempet wisata di Jakarta yang jaraknya cukup jauh.

MOTOR BECAK (MOBET)
Motor Becak atau biasa disebut Mobet. Kendaraan yang udah ada sejak tahun 60-an ini jumlahnya udah sedikit, sekitar 300-an armada. Awalnya Mobet ini adalah sepeda yang dikayuh. Tapi seiring perkembangannya Mobet menggunakan tenaga mesin yang dirakit sendiri. Kendaraan ini biasanya mengangkut barang atau masyarakat yang tinggal dari gang ke gang. Tarif angkut barang biasanya lebih mahal sekitar 10.000 rupiah, kalo penumpang umum dipatok seharga 2000 rupiah. Kini pemerintah hanya mengizinkan Mobet beroperasi disekitar jalan “kecil”, seperti Pasar Jiung, Poncol, Jamblang, sampai sekitar (PRJ) Pekan Raya Jakarta.

DELMAN
Delman diambil berdasarkan nama penemunya, yaitu Charles Theodore Deelman, seorang litografer dan insinyur pada masa Hindia Belanda. Orang Belanda sendiri sering menyebutnya dengan sebutan dos-a-dos dalam bahasa prancis maksudnya “Punggung pada Punggung”. Yaitu sejenis kereta dengan posisi duduk orang yang menumpangi atau menaikinya saling memunggungi. Tapi orang pribumi Batavia menyingkatnya menjadi “sado”. Kalo bahasa Belandanya, Delen berarti “membagi”. Tempat duduk dalam delman memang terbagi dua, dikiri dan kanan dua deret dibelakang kusir berhadap-hadapan. Kita bias naik kendaraan ini kalo kamu tinggal di daerah Srengseng, Kemanggisan, Jakarta Barat. Harganya relatif murah, Cuma sekitar 2000 sampai 5000 rupiah tergantung jarak.


Sumber : jalansutra.com, kaskus.com, Wikipedia.org, beritajakarta.com, Jakarta.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar