Permasalahan
Dengan Menerapkan Fungsi Kutipan
1. Kutipan
Langsung
Kutipan langsung adalah salinan yang persis sama dengan
sumbernya tanpa perubahan.
Kutipan langsung kurang dari lima baris ditulis
berintegrasi ke dalam teks, spasi sama, pias(margin) juga sama, diapit tanda
petik,dan pada akhir kutipan diberi nomor untuk catatan kaki
Contoh kutipan kurang dari lima baris:
Dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan disebutkan bahwa
unsurpinjaman yang pengucapan dan penulisannyadisesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia. Dalam hal ini diusahakan ejaanya hanya diubah seperlunya saja,
sehingga bentuk indonessianya masih dapat dibandingkandengan bentuk asalnya.
Deddy Sugono (penanggung jawab), Pedoman UmumEjaan Bahasa
Indonesiayang Disempurnakan,(Jakarta , Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional,2004) hlm 23
2. Kutipan tidak
langsung
Kutipan yang kata-katanya diubah/ disesuaikan dengan
ringkasan yang dibuat oleh penulis
Tata cara dalam melakukan kutipan:
- Kalimat yang mengandung ide kutipan ditulis dengan spasi
rangkap
- Semua kutipan harus dirujuk
- Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat
yang mengandung kutipan
- Format penulisan diakhiri (Penulis,Tahun:Halaman)
Contoh:
Nilai merupakan sesuatu
pandangan, berisi sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-cita, dan dianggap
penting oleh masyarakat sehingga mempengaruhi perilaku social dari orang yang
memiliki niai tersebut(Nurseno,2004:3)
3. Menghilangkan
bagian kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan
bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu boleh
mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan
itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik berspasi [. . .]. Jika
unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga
titik berspasi itu ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila
bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya
dinyatakan dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Dalam hal
ini sama sekali tidak diperkenankan untuk menggunakan garis penghubung [ - ]
sebagai pengganti titik-titik. Bila ada tanda kutip, maka titik-titik itu –baik
pada awal kutipan maupun pada akhir kutipan- harus dimasukkan dalam tanda kutip
sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan.
Contoh
Hal ini cocok dengan kehidupan para kepala itu sebagai
pemimpin masyarakat, tetapi juga sebagai pemimpin upacara-upacara keagamaan.
Kata Mallinckrodt: “… in primitieve streken is werkzaamheid van het hoofd met
betrekking tot de godsdienst een zijner voornaamste functies en de rechspraak,
op bovenbedoelde wijze opgevat, word teen ten deele religiuze verricthing, die
het magisch evenwicht der gemeenschap herstellen moet.
Sumber :